Sabtu, 21 April 2018

Ternyata Blog ini Masih Hidup

Tiba-tiba saja terlintas dibenak "Florence Devina" tiba-tiba saja ingin menuliskan sesuatu... ingin menuangkan perasaan, entah rasa kangen akan masa lalu, atau kekesalan, atau apalah... gelisah campur aduk yang tak kunjung selesai.

Terkadang sulit bagiku untuk mengekspresikan apa yang sedang dirasakan.

Pada tulisan ini, saya ingin berbagi bahwa baper itu berdampak buruk.

Awalnya hanya bermimpi ketika melihat sosok yang secara fisik sesuai selera, entah kesambet entah apa, gelora perasaan membara (tanpa pengalaman romansa) hanya membawa ke jurang dalam tanpa arah. Arahnya ga jelas, preferensinya pun campur aduk... kepikiran hal tolol dari drama korea, sinetron, percintaan negeri dongeng.

Pada mulanya, hanya sekedar suka. Namun setiap respon, menimbulkan gejolak perasaan yang menggebu (seolah dapat memiliki), nafsu yang tak tentu arah.

Baper itu perkara fokus, pikiran hanya tertuju untuk memiliki doi, mata hanya tertuju pada doi, perasaan terus mengatakan bahwa doi menarik, sampai tak sadar bahwa diriku melupakan betapa berharganya peluang hidup ini aku korbankan hanya untuk mengkonsentrasikan kesadaran hanya padanya, menitipkan kebahagiaan hanya padanya, dan menaruh beban tanggung jawab untuk mengelola emosi padanya... menitipkan harapan pada orang yang tidak mau mempertanggung jawabkannya, mungkin karena ada yang lebih baik, mungkin karena masih ingin sendiri, dan masih banyak kemungkinan diluar kuasaku.

Berangkat dari situ lah, diri ini terhilang. Aku bukan lagi diriku. Aku menjadi entah siapa kah aku ini.

Betapa ngarep itu mematikan langkah hidup. Teman-teman udah berangkat jadi lebih baik, sementara prestasiku gitu-gitu aja.

Hanya keputusan yang mampu mematahkan kegilaan seperti itu. Keputusan untuk melangkah tuk jadi yang terbaik dari diriku, mulai mencintai diri ini, memahami kelebihan dan kekurangan, serta menerimanya secara penuh. Karena tak seorang pun di dalam hidup ini yang peduli diriku, selain diriku sendiri.

Sobat, terkadang gak semua hal di dalam hidup ini harus pantang menyerah. Lewat pengalaman hidup, saya belajar bahwa terkadang menyerah itu justru membawa saya untuk melihat hidup ini secara lebih baik.

Bukan pertama kalinya aku merasakan baper, namun pengalaman demi pengalaman mengajarkanku bahwa baper itu gak perlu berlebihan, bahkan gak perlu-perlu amat.

Setiap orang punya rejekinya masing-masing, punya jalan hidup masing-masing, tinggal bagaimana sikap tuk mengelolanya.

Satu hal yang kurasa, bersyukur itu jauh lebih baik ketimbang banyak berharap. Karena yang selama ini menyakiti bukan lah orang-orang disekitar kita, melainkan diri kita lah yang mengijinkan kenyataan buruk terjadi hanya demi memaksakan agar kenyataan sesuai dengandapa yang dipikirkan.

Pilu rasanya jika mengingat saat itu, penuh rasa benci hanya karena sulit menerima kenyataan. Namun, hari demi hari, pikiran semakin jernih tuk melihat begitu banyak hal yang bisa disyukuri dalam hidup kita sendiri. Entah mau dimaknai seperti apa pun, rasanya indah jika kita mau mulai menerima, menghargai, dan mau membagikan apa yang bisa kita berikan tuk jadikan peluang hidup ini sebagai kesempatan yang tak akan pernah terulang kembali.

Thank's God, Thank's Universe, Terima Kasih telah membuat aku ada.


Walau yang di kanan bego, gue tetep bangga dia pernah alami jatuh bangun... yg terpenting proses tuk bangkitnya, karena dari situ gue belajar buat bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.