Di era global sekarang ini memang motivasi dan edukasi itu banyak ditampilkan dalam bentuk produk seminar yg hampir serupa, namun perbedaannya dapat kita ketahui dari isi materi yg diseminarkan.
Motivasi
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Klik di sini untuk melihat sumber
Edukasi / Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes) berikut:
- Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
- Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.
- Melestarikan kebudayaan.
- Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
- Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.
- Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap terbuka.
- Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
- Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
- Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
- Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
- Menjamin integrasi sosial.
- Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
- Sumber inovasi sosial.
Setelah melihat dua pengertian di atas (sumber wikipedia), kita simpulkan bahwa keduanya memiliki makna yang JELAS berbeda. Namun pada kenyataannya, mungkin kita masih melihat fenomena sosial di masyarakat kita masih awam untuk mengerti apa itu EDUKASI dan MOTIVASI. 2 hal itu hampir serupa karena keduanya memiliki sebuah MOTIF, namun keduanya memiliki perbedaan yg signifikan pada praktek lapangannya :
- MOTIVASI itu MEMBANGKITKAN motif, kata-kata (materi) yang membangkitkan dan mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu selama orang yang akan di motivasi memiliki motif
- EDUKASI itu MENGEMBANGKAN potensi dan MENGARAHKAN motif, kata-kata (materi) yang mendidik dan mengembangkan potensi seseorang dalam melakukan suatu aktivitas selama orang yang akan di arahkan memiliki kemauan untuk memanfaatkan edukasi tersebut agar motifnya lebih terarah
Sekilas, nampak bahwa ke dua nya itu merupakan proses yang berkesinambungan. Namun kenyataannya, kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang mendasar pada cara seseorang menyampaikan materinya :
- MOTIVASI : MEMANCING atau bisa juga MENGARAHKAN seseorang untuk melakukan sesuatu, pada prakteknya bisa kita lihat kalimat-kalimat yang menggoda/memancing kita untuk melakukan sesuatu atas dasar MOTIF yang kita miliki.
- EDUKASI : MENDIDIK seseorang untuk melakukan sesuatu, pada prakteknya bisa kita lihat kalimat-kalimat yang sifatnya dogmatis dan terkesan memaksa kita untuk melakukan sesuatu dengan CARA yang BARU (untuk mengembangkan potensi seseorang)
Keduannya BUKAN cara yang SALING berkesinambungan, namun bisa digabungkan menjadi suatu aksi untuk menerapkan kebiasaan baru yg lebih efektif dan efisien untuk menciptakan suatu budaya bahkan paradigma. Karena penggabungan itu, maka masih banyak orang yang salah kaprah bahwa EDUKASI itu adalah MOTIVASI. SALAH BESAR!
Sesungguhnya kesalahan terletak pada PILIHAN peserta yang terlibat di dalam suatu produk MOTIVASI atau produk EDUKASI itu sendiri. Apakah MOTIF nya sesuai dengan materi yg akan diseminarkan?
Tanpa MOTIF, motivasi tidak akan efektif. Motivasi hanya bermanfaat bagi mereka yang memiliki motif. Jika seseorang tidak memiliki motif "INGIN TAU", sebanyak apa pun kita memotivasi tidak akan ada gunanya. Justru si peserta motivasi hanya akan ber-ASUMSI berdasarkan pola pikirnya sendiri.
Tanpa MOTIF, edukasi tidak akan ada manfaatnnya bagi mereka yang tidak mengerti arti dari edukasi yang diberikan. Jika seseorang tidak memiliki motif "INGIN BERKEMBANG", sebanyak apa pun materi yang diberikan pun tidak akan menciptakan perkembangan. Jadi memang di sini lebih dituntut keberanian untuk mencoba hal baru untuk membuka pola pikir baru untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
Kesimpulan Akhir :
MOTIVASI merupakan BAGIAN dari EDUKASI, namun EDUKASI BUKAN BAGIAN dari MOTIVASI. Untuk membuat seseorang melakukan sesuatu itu kembali pada PILIHAN pribadinya sendiri, apakah dia memiliki MOTIF? Jika tidak, jadi anda tau kenapa dia TAMPAK kurang bergairah? Karena memang dari pribadinya sendiri tidak ada keinginan untuk membuat dirinya berkembang..
My Best Regards,
Martinus Kevin Kamawijaya
Artikel lain :
- Menginstall Android di PC
- MOVE ON
- DINAMIKA SOSIAL : BELAJAR dari PENGALAMAN (Part 3)
- DINAMIKA SOSIAL : BELAJAR dari PENGALAMAN (Part 2)
- DINAMIKA SOSIAL : BELAJAR dari PENGALAMAN (Part 1)
- Kesiapan Kerja dan Tanggung Jawab
- There's NO ordinary Life
Tidak ada komentar:
Posting Komentar